Berbentuk Pintu Gerbang model paduraksa dengan arsitektur Indis. Ciri khas struktur ini mempunyai kolom model doria dan beratap tumpang susun dua. Di bagian tengah terdapat pintu gerbang dengan dua pintu berbentuk kupu tarung berbahan kayu tebal dan di bagian depannya dilengkapi pagar pendek terbentuk jeruji berbahan besi. Ukuran tinggi pintu gerbang 3 meter dan lebar 2 meter. Pada bagian sisi kanan dan kiri (timur dan barat) terdapat dua pos penjagaan yang terdapat pintu kecil depan dan belakang pada tiap bagian tengah pos jaga tersebut. Setiap pintu pada sisi depan regol didampingi dengan jendela yang mempunyai dua daun jendela tertutup. Ukuran pintu pada pos penjagaan tersebut tinggi = 1,5 meter dan lebar 0,5 meter, jadi cukup pendek dan sempit apabila digunakan sebagai menjadi akses keluar masuk orang karena cukup memuat satu orang. Pada sisi barat dan timur Pos penjagaan juga dilengkapi jendela berbahan kayu dengan satu daun jendela. Dapat dikatakan bahwa pos penjagaan ini merupakan ruang sempit namun dilengkapi dengan sirkulasi udara yang cukup. Ornamen pemanis gerbang ini dilengkapi dengan lampu katrol dan bentuk tabung kaca yang menambah sisi kekunoannya karena masih dipertahankan keberadaannya. Ditinjau dari aspek estetika struktur regol ini cukup menarik karena pintu dan jendela berbentuk kolonial serta ornamennya menunjukkan gaya masanya. Regol Museum RA. Kartini merupakan sebuah keindahan struktur pagar yang cukup akulturatif. Sementara apabila dilihat dari aspek kelangkaan struktur ini menunjukkan sebuah struktur pagar yang mempunyai ciri khas sebagai pintu gerbang wilayah yang sakral dengan dilengkapi pos penjagaan. Struktur ini juga memiliki sebuah ciri khas menonjol pada tinggi bagian atap dan daun pintunya. Sehingga dapat dikatakan struktur ini cukup unik apabila dibandingkan dengan bentuk bangunan disekitarnya.

Diperkirakan didirikan semasa dengan bangunan pendopo dan bangunan induk (eks. Kadipaten Rembang) yang sekarang dimanfaatkan untuk Museum RA. Kartini Rembang. Sehingga diperkirakan usia bangunan ± 250 tahun. Dipergunakan sebagai akses jalan masuk dan pos penjagaan tempat tinggal Penguasa. Bahkan dulunya regol merupakan tempat pemeriksaan setiap tamu yang akan menghadap Bupati. Regol dalam sejarah merupakan bagian penting dalam sebuah kawasan / area bangunan. Hal ini dikarenakan Regol merupakan pengaman kawasan. Sehingga keberadaan regol merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam sebuah kawasan bangunan terutama bangunan kuno berciri khas arsitektur Jawa dan bahkan diseluruh belahan dunia konsep pintu gerbang selalu diletakkan di depan bangunan. Dalam konsep jawa Regol atau pintu gerbang merupakan sebuah penanda bangunan sakral. Regol sendiri adalah penjabaran dari sebuah konsep tata krama, dimana untuk memasuki terutama kawasan penting dalam hal ini adalah kediaman Bupati harus melalui sebuah proses yang prosedural.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.